Prosedur Perceraian di Indonesia: Langkah Demi Langkah

Artikel ini menjelaskan prosedur perceraian di Indonesia secara langkah demi langkah, mulai dari pengajuan gugatan, persyaratan dokumen, proses mediasi, sidang, hingga penerbitan akta cerai. Disertai hak-hak perempuan dan anak pasca cerai, artikel ini memandu masyarakat memahami jalur hukum perceraian dengan jelas dan mudah.

HUKUM

Donasto Samosir - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

8/8/2025

a figurine of a man and a woman on a red cloth
a figurine of a man and a woman on a red cloth

Definisi Perceraian

Secara umum, perceraian adalah “putusnya hubungan sebagai suami‑istri”—alias berakhirnya ikatan perkawinan secara hukum dan batiniah. Dalam perspektif Islam, perceraian (misalnya talak) dipandang sebagai jalan terakhir demi menghindari kemudharatan, bukan sesuatu yang dianjurkan. Undang‑Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan juga secara yuridis mengatur bahwa perceraian hanya terjadi melalui proses hukum di pengadilan setelah upaya perdamaian tidak berhasil.

Perceraian adalah proses hukum yang berujung pada putusnya ikatan pernikahan antara dua individu. Di Indonesia, perceraian dapat dipahami sebagai suatu tindakan formal yang diambil oleh pasangan untuk mengakhiri hubungan pernikahan mereka, baik melalui persetujuan bersama atau melalui proses litigasi di pengadilan. Definisi ini mencakup baik perceraian yang terjadi karena kesepakatan bersama atau perceraian yang diakibatkan oleh permasalahan tertentu yang memicu konflik dalam rumah tangga.

Jenis-jenis perceraian yang ada di Indonesia terdiri dari dua kategori utama. Pertama, perceraian secara suka sama suka, yang terjadi ketika kedua belah pihak sepakat untuk mengakhiri pernikahan mereka tanpa adanya salah satu pihak yang merasa dirugikan. Ciri khas dari perceraian jenis ini adalah adanya komunikasi yang baik antara pasangan, di mana mereka dapat menyepakati syarat-syarat perceraian, termasuk permasalahan terkait pembagian harta, tanggung jawab terhadap anak, dan lain sebagainya.

Kedua, ada juga perceraian akibat sebab tertentu, yang sering kali terjadi karena adanya salah satu dari pasangan yang melakukan pelanggaran terhadap komitmen pernikahan, seperti perselingkuhan, kekerasan dalam rumah tangga, atau ketidakcocokan yang sudah berlangsung lama. Jenis perceraian ini biasanya lebih rumit dan melibatkan proses pengadilan untuk menentukan keputusan mengenai pembagian hak dan kewajiban setelah perceraian.

Dampak psikologis dan sosial perceraian pada individu dan keluarga sering kali signifikan. Individu yang mengalami perceraian dapat merasakan berbagai emosi seperti kesedihan, stres, dan merasa kehilangan. Selain itu, anak-anak yang terlibat dalam proses perceraian juga dapat merasakan dampak yang cukup mendalam, yang dapat mempengaruhi perkembangan psikologis dan hubungan sosial mereka di masa depan. Oleh karena itu, memahami definisi perceraian beserta jenis-jenisnya sangat penting dalam menyikapi proses ini dengan bijak.

Syarat Pengajuan Cerai di Indonesia

Pengajuan perceraian di Indonesia memerlukan pemenuhan syarat-syarat tertentu yang diatur oleh hukum. Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah persyaratan administratif yang wajib dipenuhi oleh pihak yang mengajukan cerai. Secara umum, baik suami maupun istri, harus melengkapi dokumen-dokumen tertentu, antara lain akta nikah, KTP, dan dokumen pendukung lainnya seperti surat keterangan dari instansi yang berwenang. Ketentuan ini bertujuan untuk memastikan bahwa proses perceraian berjalan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan merupakan salah satu bagian krusial dalam proses pengajuan cerai. Pihak yang mengajukan harus menyediakan salinan akta nikah dan dokumen identitas yang sah. Selain itu, jika terdapat anak dalam pernikahan, maka dokumen yang menjelaskan tentang hak asuh dan tanggung jawab pemeliharaan anak juga perlu dilampirkan. Hal ini penting untuk melindungi kepentingan anak di masa mendatang.

Perbedaan syarat pengajuan cerai oleh suami dan istri juga perlu diperhatikan. Misalnya, dalam beberapa kasus, suami perlu memberikan alasan yang lebih jelas dan terperinci saat mengajukan cerai, sedangkan istri mungkin hanya perlu menyebutkan alasan yang lebih umum. Ketentuan ini terkadang dipengaruhi oleh norma sosial dan budaya yang ada di masyarakat. Oleh karena itu, sebaiknya kedua belah pihak memahami batasan dan ketentuan ini agar dapat mempersiapkan dokumen secara tepat.

Pemahaman yang baik mengenai syarat pengajuan cerai akan membantu kedua belah pihak dalam menjalankan proses dengan lebih lancar. Pengetahuan ini juga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pengajukan yang bisa memperpanjang waktu penyelesaian perceraian. Dengan menghormati dan mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan, setiap pihak dapat menjalani proses ini dengan lebih efektif.

Sebelum mengajukan cerai, beberapa syarat dan dokumen penting perlu dipersiapkan, antara lain:

  • Buku nikah asli serta dua salinan yang telah dilegalisasi dan bermeterai.

  • Fotokopi KTP penggugat dan Kartu Keluarga (KK).

  • Surat keterangan dari kelurahan jika alamat tergugat tidak jelas.

  • Jika memiliki anak, siapkan juga akta kelahiran anak, dilegalisasi dan bermaterai.

  • Dokumen tambahan untuk kasus harta bersama seperti sertifikat rumah, STNK, bukti kepemilikan aset lainnya.

Proses Persidangan

Proses persidangan perceraian di Indonesia dimulai dengan pengajuan permohonan ke pengadilan negeri. Pihak yang mengajukan gugatan akan menyampaikan secara resmi permohonan cerai beserta dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan. Setelah permohonan diajukan, pengadilan akan menjadwalkan mediasi sebagai langkah awal sebelum memasuki persidangan. Mediasi bertujuan untuk mencari jalan keluar yang baik bagi kedua belah pihak, mendorong rekonsiliasi, dan menyelesaikan perselisihan secara damai. Hal ini juga merupakan kewajiban yang diatur dalam hukum acara perceraian.

Jika mediasi tidak membuahkan hasil, persidangan akan dilanjutkan. Di tahap inilah masing-masing pihak akan memberikan keterangan secara resmi di depan hakim. Kehadiran saksi dapat menjadi faktor penting yang mempengaruhi keputusan hakim, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan perlu menghadirkan saksi yang relevant. Saksi dapat memberikan informasi atau bukti yang mendukung argumen sebelum hakim mengambil keputusan akhir. Selain itu, bukti-bukti lain yang valid, seperti dokumen atau rekaman, juga dapat diajukan untuk memperkuat kasus masing-masing pihak.

Setelah semua tahap di atas dilalui, hakim akan mengevaluasi semua bukti dan keterangan yang dihadirkan. Pada langkah akhir ini, keputusan mengenai pengesahan perceraian akan diumumkan. Dalam proses ini, hak-hak pasangan, termasuk pembagian harta bersama dan hak asuh anak, menjadi hal yang diperhatikan secara serius. Penting untuk dicatat bahwa hasil dari persidangan bisa bervariasi, mulai dari pengesahan perceraian hingga keputusan untuk kembali melanjutkan mediasi, tergantung pada situasi dan bukti yang ada. Proses persidangan ini merupakan aspek krusial yang tidak boleh diabaikan dalam upaya menyelesaikan masalah perceraian secara adil dan sesuai hukum.

Langkah demi langkah prosedur perceraian yang berlangsung di pengadilan:

  1. Pengajuan Gugatan atau Permohonan

    • Pemohonan cerai (yaitu talak) maupun gugatan cerai (biasanya oleh istri) diajukan secara tertulis atau lisan ke Pengadilan Agama (untuk Muslim) atau Pengadilan Negeri (non-Muslim) sesuai domisili.

    • Penggugat bisa meminta panduan tata cara pembuatan surat gugatan dari pengadilan.

  2. Isi Gugatan / Permohonan

    • Harus mencantumkan identitas lengkap penggugat dan tergugat, latar belakang fakta (posita), dan tuntutan hukum (petitum).

  3. Pembayaran Biaya Perkara

    • Meliputi biaya pendaftaran, meterai, administrasi, redaksi, dan panggilan sidang. Jika tidak mampu, dapat mengajukan permohonan prodeo (gratis).

  4. Tahap Persidangan & Mediasi

    • Sidang pertama biasanya dimulai dengan upaya damaikan (mediasi), yang menurut PERMA No.2 Tahun2003 memang diwajibkan sebelum melanjutkan perkara cerai.

    • Jika mediasi gagal, proses dilanjutkan dengan pembacaan gugatan, jawaban, pembuktian, kemungkinan gugatan balik (rekonvensi), hingga kesimpulan.

  5. Putusan dan Akta Cerai

    • Bila perceraian dikabulkan dan telah berkekuatan hukum tetap, pengadilan menerbitkan Akta Cerai selambat‑lambatnya tujuh hari setelah putusan diberitahukan ke pihak bersangkutan.

Hak-hak Setelah Perceraian

Setelah proses perceraian di Indonesia, masing-masing pihak memiliki hak-hak tertentu yang perlu dipahami dan diurus. Salah satu aspek terpenting adalah hak asuh anak. Dalam hal ini, pengadilan akan mempertimbangkan kepentingan terbaik anak saat memutuskan siapa yang akan mendapatkan hak asuh. Baik ibu maupun ayah dapat mengajukan permohonan hak asuh di pengadilan, dan keputusan akan didasarkan pada berbagai faktor, termasuk kemampuan masing-masing orang tua dalam menyediakan lingkungan yang stabil dan mendukung bagi anak.

Selanjutnya, pembagian harta bersama juga merupakan hak yang sangat penting dalam proses perceraian. Harta yang diperoleh selama masa pernikahan umumnya dianggap sebagai harta bersama dan harus dibagi secara adil. Pasangan yang bercerai dapat menyepakati pembagian harta ini secara damai. Namun, jika kesepakatan sulit tercapai, mereka dapat membawa kasus ini ke pengadilan untuk mendapatkan keputusan mengenai pembagian harta tersebut. Harta yang terlibat meliputi aset seperti rumah, kendaraan, dan rekening bank.

Selain itu, tunjangan hidup merupakan hak lain yang dapat diajukan oleh salah satu pihak setelah perceraian. Tunjangan hidup bertujuan untuk mendukung kehidupan sehari-hari pihak yang mungkin mengalami kesulitan finansial pasca perceraian. Proses pengajuan tunjangan hidup ini juga dapat dilakukan melalui pengadilan, di mana pihak yang meminta dapat menyampaikan bukti kebutuhan dan kondisi finansialnya.

Setiap individu memiliki hak untuk mempertahankan aspek-aspek tertentu dari kehidupan mereka setelah perceraian, termasuk hak-hak yang berhubungan dengan anak atau harta bersama. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan mengikuti prosedur hukum yang berlaku untuk memastikan hak-hak tersebut dapat dijalankan dengan tepat dan adil.

Beberapa hak penting harus dipenuhi, terutama bagi istri dan anak khususnya pada sengketa Perceraian yang melibatkan msyarakat beragama Islam:

  • Perempuan (mantan istri) berhak mendapatkan:

    • Mut'ah (kenang-kenangan), nafkah Iddah (biaya hidup pasca talak), Maskan (tempat tinggal), Kiswah (pakaian), pelunasan mahar, serta pembagian dari harta bersama (harta gono gini).

  • Anak memperoleh hak:

    • Nafkah hadhanah (pemeliharaan dan pendidikan) menjadi tanggung jawab ayah. Jika ayah tidak mampu, ibu juga dapat menanggung sesuai pertimbangan pengadilan.

Ketentuan tersebut diatur dalam Undang‑Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Kompilasi Hukum Islam (KHI).

Kesimpulan

Memahami prosedur perceraian di Indonesia adalah langkah penting dalam menjalani proses yang sering kali emosional dan kompleks ini. Seluruh tahapan yang telah dibahas menunjukkan bahwa perceraian bukan semata-mata masalah hukum, tetapi juga memerlukan perhatian terhadap hak dan kewajiban masing-masing pihak. Proses ini meliputi pengajuan gugatan, mediasi, hingga keputusan pengadilan, semuanya bertujuan untuk mencapai penyelesaian yang adil bagi semua pihak yang terlibat.

Setiap individu yang memasuki proses perceraian perlu menyadari bahwa ini adalah momen yang penuh tantangan dan mungkin menimbulkan berbagai perasaan, seperti kehilangan dan ketidakpastian. Dalam situasi seperti ini, sangatlah penting untuk memastikan bahwa hak-hak Anda sebagai pihak yang bercerai diakui dan dilindungi. Mengetahui hak dan tanggung jawab Anda terkait dengan anak, aset, dan kewajiban finansial lainnya sangatlah krusial.

Dalam menghadapi perceraian, disarankan untuk mencari bantuan legal yang memadai. Konsultasi hukum dengan profesional yang berpengalaman akan memberikan arahan yang jelas mengenai langkah-langkah yang harus diambil, serta membantu dalam memahami konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil. Ini juga dapat menyediakan sarana untuk menyelesaikan konflik yang mungkin timbul, dan mencapai resolusi yang lebih harmonis, terutama jika ada anak-anak yang terlibat.

Akhirnya, dengan semua informasi yang telah dibahas, kami berharap pembaca memiliki pemahaman yang lebih baik mengenai prosedur perceraian di Indonesia. Menghadapi perceraian adalah langkah besar yang memerlukan pertimbangan matang, dan keyakinan untuk melakukan hal yang terbaik bagi diri sendiri dan keluarga. Mengambil tindakan yang bijaksana dan mendapatkan dukungan hukum yang tepat dapat membantu meraih hasil terbaik dalam situasi yang dihadapi.

Daftar Pustaka

  1. Antara News. Cara urus surat cerai: Syarat, prosedur, dan biaya yang dibutuhkan, Antara, 2025.

  2. PA-Talu. Hak-hak Perempuan dan Anak Pasca Perceraian, 2024.

  3. PA-Brebes. Hak-hak Perempuan dan Anak Pasca Perceraian, PA Brebes, 2022.

  4. PA-Demak. Perkara Cerai Gugat, Pengadilan Agama Demak, 2025.

  5. UIN Antasari. Ismiati. Perceraian dalam Perspektif Normatif-Yuridis dan Psikologis, Jurnal At-Taujih: Bimbingan dan Konseling Islam, 2024.

  6. Raden Fatah. Definisi Perceraian menurut Kamus dan Hukum, Repository UIN Raden Fatah, —.

  7. Wikipedia Bahasa Indonesia. Perceraian, diakses 2025.

(Penulis adalah: Mahasiswa Universitas Bhayangkara Jakarta Raya)